Jumat, 30 Oktober 2020

Perspektif Mahasiswa Terhadap Juru Parkir


 

 

Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta bernama Novita Dwi Cahyani berumur 20th sering menjumpai juru parkir di wiilayah kampus UMS. Tak heran banyaknya toko dan rumah makan di sekitar UMS sehingga juru parkir sangat dibutuhkan oleh pengguna jasanya seperti mahasiswa

Sekitar 3 tahun Novita berkuliah di UMS, ketika nongkrong maupun membeli sesuatu di daerah kampus UMS ia merasa jasa yang sudah diberikan oleh juru parkir sangat baik.  Jika motornya dititipkan akan aman kemudian motor terparkir rapih tidak akan mengalami kerusakan, serta akses untuk masuk ke toko atau rumah makan tersebut tidak tertutup oleh motor-motor sehingga sangat memudahkan

Juru parkir di daerah UMS sudah memberikan pelayanan jasa yang baik kepada pengguna, contohnya saja tukang parkir juga mengatur akses masuk jalan ke toko atau rumah makan. Ketika toko atau rumah makan tidak ada juru parkir, motor-motor akan terparkir sembarangan dan terkadang menutupi jalan masuk toko. Hal itu akan menyebabkan kerusakan pada motor, misalnya tergores oleh motor lain. Ujar Novita, Sabtu 17/10/2020

Menurutnya biaya jasa untuk parkir juga sangat terjangkau bagi mahasiswa hanya Rp. 2.000. Namun biaya parkir Rp. 2.000 itu hanya untuk pengguna motor, berbeda dengan pengguna mobil  biasanya Rp. 3.000 atau bahkan sampai Rp. 4.000. Namun Novita juga terkadang sangat kesal karena jika ia sehari menghampiri dua rumah makan atau membeli sesuatu ke toko maka untuk biaya parkir sehari Novita menghabiskan Rp. 6.000, bagi mahasiswa uang dengan nominal tersebut bisa digunakan untuk makan. 

“Biasanya saya parkir motor itu hanya bayar Rp. 2.000 saja, dengan nominal segitu sangat murah dan terjangkau oleh mahasiswa. Ya sesuai bahkan melebihi dengan jasa yang sudah diberikan oleh juru parkirNamun kadang saya juga kesal dan boros ketika makan siang dan malam atau ke toko dalam sehari saya bisa menghabiskan Rp. 6.000 hanya untuk biaya parkir.  Dengan uang segitu jika saya pergi ke angkringan bisa untuk membeli makan. Kalau mobil biasanya Rp. 3.000 atau duakali lipat dari biaya parkir motor.” Ujarnya, Sabtu 17/10/2020

Novita mengatakan bahwa jasa parkir di sekitar kampuskendaraan menjadi lebih aman jika ditinggalkan karena dapat pengawasan langsung oleh juru parkir, dengan adanya jasa parkir juga dapat mengantisipasi kejadian kehilangan kendaraan bermotor dan helm. Karena disekitar kampus banyak kasus kehilangan motor dan helm yang tidak diawasi secara langsung oleh pemilik. 

“Saya merasa aman jika kendaraan dititipkan juru parkir karena dapat pengawasan langsung dari juru parkir, dengan adanya jasa parkir disekitar ums mengantisipasi kejadian kehilangankarena kan disekitar kampus sering ada kasus kehilangan motor.” Ujar Novita, Sabtu 17/10/2020

Mengangapi adanya jasa parkir yang hampir disetiap tempat ada ia merasa semakin ada pengawasan untuk kendaraan yang dititipkan, tetapi sebaiknya juru parkir berada di tempat-tempat yang seharusnya memang dibutuhkan oleh masyarakat seperti tempat yang tidak bisa terjangkau oleh pengawasan pemilik. Jadi jika ada tempat yang bisa terjangkau oleh pengawasan pemilik sebaiknya tidak diberi jasa parkir. 

“Jasa parkir disetiap tempat didaerah kampus ya kendaraan kita dapat pengawasan langsung oleh juru parkir dan seharusnya jasa parkir itu ditempatkan pada tempat yang dibutuhkan, yang tidak bisa dijangkau oleh pengawasan kita sendiri seperti toko kelontongan seharusnya tidak ada jasa parkirnya.” Ujarnya, Sabtu 17/10/2020

 

50 Ribu Sehari Untuk Menghidupi Anak dan Istrinya

 

Juru Parkir , pekerjaan yang dipandang rendah olehsebagian orang akan tetapi banyak orang tidak mengetahuibahwa sebagai juru parkir merupakan pekerjaan yang sangatmuliaItu pekerjaan yang saat ini digeluti oleh BapakSuyatman. Ayah dari dua orang anak ini sudah bekerja selama10  tahunujar Suyatman (Kamis,15/10/2020). 

Suyatman bekerja selama 3 jam perharinya sebagai juruparkir di Jl. Garuda Mastepatnya didepan ATM depan kampus2 UMS. Pekerjaan kecil yang sehari-hari dijalani dengan penuhrasa tanggung jawab yang besar tidak membuat Suyatmanberkecil hatidan ada sesuatu yang berbeda daripada juru parkirlainnnya saat memberikan pelayanansetiap kali ada yang hendak parkir atau mengambil sepeda motor setelah selesai dariATM, selalu disambutnya dengan senyum ramahSetelah ituSuyatman mengarahkan sepeda motor sesuai dengan arah yang hendak dituju.

Lelaki berumur 55 tahun ini sehari-harinya berpenghasilan50 ribu untuk menghidupi anak dan istrinya. Menurut tuturanbeliau, “Setiap harinya saya mendapatkan hasil dari juru parkirsebesar 50 ribu masdengan sistem kerja sift dengan 5 orangsaya sendiri setiap harinya bekerja selama 3 jam.” Ia selalumenganggap bahwa ‘’Apabila pekerjaan selalu dijalani denganikhlasmaka akan menjadi berkah’’, tutur beliau saatdiwawancarai pada (Kamis,15/10/2020).

Pekerjaan sebagai juru parkir ini sudah Suyatman tekunikurang lebih sejak 2010. Ia tidak pernah meminta uang lebihkepada pemilik sepeda motor atas apa yang dilakukannya iamelakukannya dengan ikhlas dan senang hati dengan niat untukberbuat baik bagi sesame. Untuk tarifnya dulu Rp. 1.500 kemudian untuk sekarang menjadi Rp. 2.000. Meski adatarifnyaSuyatman tidak pernah sekalipun memaksa pemilikkendaraan untuk membayar parkir. Sebab semuanya ia lakukandengan keikhlasanNamun sering juga pengunjung yang parkirmemberikan uang lebih kepada Suyatman. Mereka memberikanuang lebih karena melihat ketekunankerja keras dan pelayananSuyatman.

Dengan hadirnya seorang anak dalam keluargasederhananyaSuyatman semakin merasa bertambahnya bebanyang harus dipikulnya. Anak Suyatman yang masih kecil perludipenuhi segala kebutuhannyadan yang besar juga butuh biayauntuk pendidikannya. Dengan kondisi ekonomi seperti iniSuyatman berusaha dengan baik mengatur pengeluaran yang diperlukan keluarganya.

Selain karena panggilanalasan lain mengapa Suyatmanmemilih bekerja sebagai tukang parkir adalahkarena tidak adapekerjaan lain yang sesuai dengan keahlian dan latar belakangpendidikannyaSekali lagi Suyatman tetap bersyukurdi kotabesar seperti Solo masih banyak orang yang tidak memilikipekerjaanbahkan bergantung hidup dengan orang lain. Ayah dari dua orang anak ini tetap merekahkan senyum sembarimenjalani pekerjaanya.

Semua pekerjaan pasti ada hambatannyahal itu jugasering dialami Suyatman. Menjalani profesi sebagai juru parkirtidak membuat Suyatman terbebas dari berbagai hambatan danmasalah. Namun dengan senyum khasnyaSuyatman terusbersabar menghadapi segala hambatan yang ia yakini sebagaiujian dalam pekerjaan yang sedang dijalaninya ituJika adawaktu luangSuyatman menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk membaca Al-Qur’an.

Ia tidak ingin ketinggalan dalam berburu amal untuk bekaldi Akhirat kelakWalau Ia miskin harta di DuniaIa tidak inginmiskin di Akhirat kelakIa selalu ingin menjalani hari demi harimenjadi semakin lebih baikDi usianya yang ke 55 ini membuatSuyatman semakin sadar bahwa umur semakin habis dimakanwaktu. Kapan lagi banyak-banyak melakukan ibadahkalubukan sekarang ? karena mati seseorang hanya Allah yang menentukan

Setiap kali ada orang yang ke ATM mengambil uangentahmemberi uang parkir atau tidakSuyatman selalu bersikapsopan, ceria dan penuh semangatmenurutnya “Sebagai orangJawa menjaga sopan santun dan keramahan itu sudah menjadikeharusanujarnya (Kamis,15/10/2020). Ditambah pelayananWandi yang sangat memuaskan inilah yang membuat Wandimakin disegani oleh banyak orang.