Kamis, 17 September 2020

Ada Saja Alasan Siswa Menghindari Tugas Hafalan Saat Daring


Pada pandemi seperti ini banyak  siswa-siswa yang mengeluh dengan tugas dari guru. Seperti siswa SD 1 Sranten,Boyolali yang menghindari tugas hafalan dari guru agama. Saat pagi hari guru  memberikan tugas hafalan surah Al-Kafirun dan guru meminta tugas tersebut dalam bentuk audio visual deadline keesokan harinya. Mulai malam hari sebagian siswa sudah mengirimkan tugas tersebut namun ada 2 siswa yang beralasan tidak mempunya kuota yang tidak bisa mengirimkan video hafalan tersebut. Setelah itu guru meminta siswa untuk datang kerumah guru saja jika benar-benar tidak mempunyai kuota dan siswa tiba-tiba mengirimkan tugas hafalan wajah yang tidak terlihat dan hanya terlihat siswa hafalan namun terlihat jidatnya saja. Dampak dari pandemi ini yang membuat siswa-siswa malas untuk belajar dan hanya ingin bermain saat tidak sekolah. mewabahnya Virus Corona yang telah menyerang banyak negara salah satunya Indonesia ini memang memiliki dampak sosial yang sangat luar biasa. Salah satu dampak yang sangat terasa di kalangan masyarakat yakni dengan terbatasnya aktifitas sehari-hari, dimana Pemerintah telah menetapkan himbuan kepada masyarakat luas untuk menjalankan aktifitas di rumah saja sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Aktifitas yang dimaksudkan termasuk pada proses pembelajaran siswa sekolah dari tingkat kanak-kanak hingga menengah atas, bahkan sekelas perguruan tingggi proses perkuliahan juga dilakukan dirumah melalui daring atau dalam jaringan atau kata lainnya online.

           Hingga saat ini, korban yang terkonfirmasi positif Covid 19 masih terus bertambah, artinya pandemi belum berakhir. Begitu juga dengan himbauan pemerintah, masih terus mengalami perubahan pada perpanjangan waktu untuk tetap belajar dirumah. Sebagian siswa, begitu juga orang tua telah banyak sekali mengeluh jenuh dan bosan dengan aktifitas yang dinilai terbatas tersebut. Tak sedikit juga siswa mulai merasakan penurunan semangat belajar hingga stress.

          Rasa malas yang dirasakan siswa dapat muncul karena disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Aktifitas yang monoton

Belajar di rumah saja memang akan terasa menjenuhkan. Jika biasanya mereka belajar di sekolah denga beragam kegiatan, maka selama belajar di rumah ini, setiap siswa atau anak hanya akan melakukan rutinitas yang sama setiap harinya. Akibatnya, semakin hari si anak akan mulai mengalami penurunan semangat belajar.

2. Kesepian

Saat sebelum pandemi, ketika mereka belajar di sekolah, si anak akan bertemu dengan teman-temannya. Siswa akan merasa senang karena dengan bertemu dengan teman-teman sekolahnya, mereka dapat melakukan kegiatan Bersama-sama, mulai dari mengerjakan tugas, bertukar cerita, pergi bermain dan lain sebagainya. Namun, selama pandemi, si anak harus melakukan berbagai aktifitasnya dirumah. Belum lagi adanya pembatasan diri untuk menghindari kerumunan atau berjaga jarak (physical distancing) pastinya menambah kejenuhan bagi setiap anak. Si anak akan merasa tidak memiliki teman belajar, sehingga lama kelamaan akan muncul rasa malas untuk belajar kembali.

3. Minimnya Fasilitas Belajar Dirumah

Pemerintah memberikan arahan proses belajar mengajar tetap dapat berlangsung dengan cara daring atau online. Para guru akan memberikan tugas atau materi melalui sebuah aplikasi yang dapat diakses oleh siswa. Artinya, antara siswa dan guru harus memiliki fasilitas yang diperlukan. Meskipun pemerintah telah memfasilitasi dalam bentuk tontonan edukasi melalui slauran televisi (TV), fasilitas lain masih banyak diperlukan untuk proses belajar dari rumah misalnya koneksi internet seperti Wi-Fi ataupun Kuota Internet yang tersambung di smartphone. Namun perlu diketahui Bersama, tidak semua siswa yang memiliki fasilitas tersebut. Minimnya ekonomi keluarga juga menjadi faktor dari minimnya fasilitas yang menunjang proses belajar di rumah. Bahkan tak sedikit, keluarga siswa yang harus kehilangan penghasilan yang diakibatkan adanya pandemic Covid 19 ini, sehingga mereka juga harus sangat jeli dalam mengatur pengeluaran keuangan. Hal-hal seperti inilah yang akhirnya juga berdampak pada semangat belajar siswa, ketika si anak merasa fasilitas belajar kurang mencukupi maka ia akan merasakan menemukan kendala dan malas untuk melanjutkan proses belajarnya.

          Jika siswa telah mengalami penurunan semangat belajar bahkan hingga stress, maka akan sangat tidak baik bagi kesehatan si anak. Maka sedari sekarang, si anak harus diajari untuk menjaga pola belajar dirumah yang sehat, agar tetap semangat unttuk belajar, menghindari kejenuhan dan menimalisir terjadinya stress.